Laporan 2 Acara Launching Pembentukan Klub Kewirausahaan PIONIR-TP
Persiapan acara dilakukan sejak pukul 07.00. Acara yang direncanakan dimulai pada pukul 08.30 WIB mundur pada pukul 09.00 WIB karena berusaha menunggu perwakilan dari Kecamatan, dan tamu undangan dari luar SMK PIONIR. Hingga batas toleransi pukul 09.15 acara kami mulai dengan dipandu pembawa acara (MC) Ridwan dan Sri dari kelas XI.
Sambutan acara dilakukan oleh Ibu Tuti Suryati selaku Kepala SMK PIONIR. Dalam sambutannya, Kepala SMK PIONIR menyikapi pentingnya kesiapan mental siswa menghadapi tantangan pekerjaan di dunia nyata. Siswa setelah lulus dan bekerja dihadapkan pada sistem kontrak yang diterapkan perusahaan. Sekolah dapat menjawab permasalahan ini dengan pendidikan dan pembinaan di sekolah. Diharapkan dengan adanya wadah pembinaan kewirausahaan dalam Klub Kewirausahaan PIONIR-TP dapat menunjang pembinaan karakter siswa yang siap menghadapi tantangan dunia kerja.
klik lanjut ke halaman utama artikel
Sesi pertama adalah penyampaian Selayang Pandang Pembentukan Klub Kewirausahaan PIONIR-TP. Penyampaian dilakukan oleh sdr. Imraan sebagai penggagas Klub Kewirausahaan PIONIR-TP. Acara dimulai pada 09.50 WIB.
Selayang pandang pembentukan Klub Kewirausahaan PIONIR-TP diawali dengan membuka isu pengangguran dan kemiskinan di Kab.Bogor. Permasalahan ini dapat menjadi peluang bagi solusi pengembangan karakter kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan apa yang sedang diperjuangan Dr. Ir. Ciputra sejak tahun 2009. Meskipun begitu, langkah solutif ini sejatinya sudah digagas oleh banyak orang dengan berbagai cara sejak lama.
Visi Klub Kewirausahaan berusaha untuk menjadi wadah pembinaan karakter kewirausahaan yang responsif, accessible, dan solutif. Responsif dalam artian dalam merasakan dan peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sosial kemasyarakatan tempat Klub Kewirausahaan berada. Accessible dalam artian, Klub Kewirausahaan PIONIR-TP harus dapat diakses dan diketahui oleh berbagai pihak dengan berbagai cara. Hal ini nantinya akan terkait dengan keberadaan sekretariatan, jalur komunikasi dan lainnya. Aspek visi klub ketiga adalah solutif. Hal ini berarti usaha-usaha kegiatan pembinaan dan program kerja unit usaha yang akan dilakukan oleh klub dan para anggotanya harus dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ditemui oleh berbagai pihak, seperti : sekolah, siswa, warga sekitar, pihak industri/ bisnis, pemerintah ataupun organisasi non-pemerintahan lainnya.
Misi Klub Kewirausahaan PIONIR-TP sesuai dengan visinya, berusaha untuk melaksanakan analisis kebutuhan untuk setiap rencana programnya. Menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak. Memantapkan media komunikasi dengan berbagai pihak.
MC menyampaikan Sesi kedua sebagai sesi diskusi dan berbagi gagasan mengenai Klub Kewirausahaan atau peluangnnya. Sebagian guru SMK PIONIR menyatakan bahwa penting bagi siswa untuk dapat mempelajari keterampilan teknis di bidang UKM. Contoh terdekat mengenai industri dodol yang ada di Bojonggede. Namun ada juga yang memberikan dukungan moral mengenai keberadaan Klub Kewirausahaan PIONIR-TP.
Tamu undangan Kang Tarwani dari Bojonggede mengungkapkan betapa data-data kemiskinan tidak sepenuhnya benar. Pengamatan yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Bojonggede tidak ’miskin-miskin amat’. Namun, Bpk. Tarwani menyatakan bahwa begitu banyak peluang usaha untuk meningkatkan harkat hidup tidak dapat berkembang karena adanya kemerosotan identitas atau kebajikan lokal (local wisdom). Hal ini bisa terjadi karena berkembang pesatnya perumahan-perumahan baru yang sebagian besar warganya adalah warga pendatang. Faktor lain yang berpengaruh adalah pesatnya perkembangan teknologi dan tren gaya hidup anak muda. Sebenarnya permasalahan sosial ini yang menjadi perhatian warga Bojonggede yang menjadi staff lapangan bidang advokasi dari organisasi Program Keluarga Harapan.
Ketika ditanyakan bagaimana peluang Klub Kewirausahaan PIONIR-TP untuk lahir dan berkembang, Kang Tarwani yang besar di Karang Taruna Kecamatan Bojonggede berpendapat skeptis. Kecamatan Bojonggede memiliki peluang-peluang UKM dan usaha pertanian yang tumbuh. ”Klub Kewirausahaan PIONIR-TP mau dibawa kemana atau fokus pada masalah apa terkait peluang-peluang usaha ini?” tanya Kang Tarwani.
Tamu luar kedua, Bapak Sapto Anggoro, warga Bojonggede yang sukses menjadi seorang entrepreneur dibidang informasi. Beliau membagikan pengalaman hidupnya sebagai seorang mahasiswa bidang Jurnalistik yang berjuang hidup dengan selalu membuat resensi buku dan berita ke kantor berita di daerah Surabaya. ”Sebenarnya, setiap kita harus ada dikepalanya kata ’BISA’,” ucap Bapak anggota pendiri kantor berita internet DETIK yang biasa dipanggil Pak Sap ini.
Sejalan dengan apa yang menjadi skeptisme Kang Tarwani, Pak Sap juga menantang posisi Klub Kewirausahaan PIONIR-TP untuk secara nyata menunjukkan keberadaanya melihat tantangan dan peluang yang ada. Namun, peran Klub Kewirausahaan PIONIR-TP berusaha untuk bergerak sebagai fasilitator dan menawarkan jasa yang terkait dengan ide dan gagasan program yang dibutuhkan oleh masyarakat ataupun pihak tertentu. Hal ini lagi-lag menjadi tantangan karena konsep Klub Kewirausahaan seperti ini belum sepenuhnya di pahami oleh siswa ataupun sekolah.
Sesi ketiga atau terakhir, yaitu penutup. MC mengajak para hadirin untuk melakukan pemotretan bersama di depan ruangan. Tidak lupa ucapan terimakasih secara simbolis kepada Bapak Camat atas kontribusi dan partisipasinya dalam penyelenggaraan acara ini.